Sepak Bola Eropa Cetak Pendapatan €38 Miliar, WSL Jadi Kuda Hitam

Pertumbuhan Signifikan di Tengah Dinamika Global

Skorakhir – Pasar sepak bola Eropa terus menunjukkan pertumbuhan positif. Menurut laporan tahunan Football Finance Review yang dirilis Deloitte pada Rabu (11/6), total pendapatan industri sepak bola Eropa melonjak hingga €38 miliar atau sekitar $43,46 miliar pada musim 2023-24—naik 8% dari musim sebelumnya.

Tren ini menjadi indikasi kuat bahwa industri sepak bola terus berkembang secara finansial, meski berada di tengah berbagai tantangan global seperti tekanan regulasi, inflasi biaya operasional, serta perubahan perilaku penggemar.

Liga Primer Inggris Tetap Raja Pendapatan Eropa

Dalam laporan tersebut, Liga Primer Inggris kembali mengukuhkan posisinya sebagai liga dengan pendapatan tertinggi. Total pendapatan klub-klub Liga Inggris mencapai £6,3 miliar (sekitar $8,50 miliar), jauh melampaui empat liga top Eropa lainnya: Bundesliga, LaLiga, Serie A, dan Ligue 1.

Kelima liga top Eropa secara kolektif menghasilkan €20,4 miliar, naik 4% dari musim lalu. Namun, yang menarik, klub-klub besar Inggris seperti ‘Big Six’ hanya mencatat pertumbuhan pendapatan rata-rata 3%, lebih rendah dibanding klub-klub EPL lainnya yang mengalami pertumbuhan 11%.

Lonjakan Pendapatan Didorong Komersialisasi Klub

Pertumbuhan pendapatan yang impresif ini banyak didorong oleh ekspansi agresif dalam sektor komersial. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, klub-klub Liga Primer secara kumulatif mencetak pendapatan komersial melebihi £2 miliar.

Tim Bridge, mitra utama di Grup Bisnis Olahraga Deloitte, menyebut bahwa fokus klub pada pengembangan stadion dan diversifikasi pendapatan komersial menjadi pendorong utama tren ini.

Namun, ia juga memberi peringatan penting:

“Klub dan liga tidak bisa hanya fokus pada pendapatan. Tantangan baru seperti regulasi yang berkembang dan pergeseran perilaku fans harus diantisipasi dengan cermat,” kata Bridge.

Klub Harus Siap Kelola Risiko dan Biaya

Meskipun angka pendapatan meningkat, para pemimpin klub tetap diingatkan untuk bertanggung jawab secara manajerial. Terlebih, tekanan untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pendapatan dan pengendalian biaya semakin besar.

Rasio gaji terhadap pendapatan total klub-klub di lima liga besar menurun dari 66% menjadi 64%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam efisiensi dan manajemen keuangan.

Selain itu, klub-klub di liga top Eropa secara agregat juga mencatat laba operasi sebesar €0,6 miliar, mempertahankan level yang sama dengan musim sebelumnya.

WSL Menjadi Sorotan: Pendapatan Naik 34%

Salah satu kejutan besar dari laporan Deloitte tahun ini adalah lonjakan pendapatan yang dialami Liga Super Wanita Inggris (WSL). Pada musim 2023-24, total pendapatan klub-klub WSL mencapai £65 juta, meningkat tajam sebesar 34% dari musim sebelumnya.

Untuk pertama kalinya, semua 12 klub WSL menghasilkan lebih dari £1 juta, dengan pendapatan rata-rata mencapai £5,4 juta per klub. Ini menandai era baru bagi sepak bola wanita di Inggris.

Komersialisasi dan Keterlibatan Fans Jadi Kunci

Jennifer Haskel dari Deloitte menyebut bahwa lonjakan ini terjadi berkat peningkatan strategi keterlibatan penggemar, kerja sama komersial yang lebih matang, dan distribusi pendapatan yang lebih merata.

“Kami baru menyentuh permukaan dari potensi besar sepak bola wanita. Nilai komersialnya akan terus berkembang seiring perbaikan pelaporan dan atribusi pendapatan yang lebih konsisten,” ujar Haskel.

Dominasi Liga Inggris dan Kebangkitan Sepak Bola Wanita

Laporan Deloitte tahun ini menegaskan dominasi finansial Liga Primer Inggris, namun juga memperlihatkan pergeseran penting dalam lanskap sepak bola Eropa. Klub-klub kini lebih berfokus pada keberlanjutan, efisiensi biaya, dan diversifikasi pendapatan.

Sementara itu, WSL menunjukkan bahwa sepak bola wanita tak lagi sekadar pelengkap, tetapi telah menjadi motor pertumbuhan baru yang layak diperhitungkan secara ekonomi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup