Rahmad Darmawan: Mending Main di Liga 1 daripada Jadi Penghangat Bangku Cadangan di Eropa

Eks pelatih Timnas soroti menit bermain pemain abroad yang minim kontribusi

 

skorakhir.com – Isu seputar pemain Timnas Indonesia yang minim menit bermain di klub luar negeri kembali mencuat. Dua nama yang jadi sorotan adalah Rafael Struick dan Nathan Tjoe-A-On, yang meski jarang tampil di klubnya masing-masing, tetap rutin mendapat panggilan ke skuad Garuda.

Situasi ini memunculkan kritik dan saran, salah satunya dari mantan pelatih Timnas Indonesia, Rahmad Darmawan (RD). Ia menilai pentingnya pemain mendapatkan menit bermain reguler, meskipun harus mengorbankan status bermain di luar negeri.

RD: Jangan Malu Pulang ke Liga 1

Dalam wawancaranya bersama Antara, Rahmad Darmawan memberikan pendapat tegas soal masa depan pemain abroad Indonesia.

“Kalau mereka punya kesempatan main di Eropa dan menjadi pemain inti, ya tetap di Eropa. Tapi kalau cuma duduk di bangku cadangan, lebih baik pulang dan main di sini (Liga 1),” ucap RD.

Menurutnya, menit bermain jauh lebih penting daripada sekadar label bermain di Eropa. Pemain yang aktif di kompetisi, meski levelnya dianggap lebih rendah, bisa terus menjaga performa dan berkembang secara optimal.

Struick dan Tjoe-A-On Minim Menit, Pemain Lain Tanpa Klub

Nama Rafael Struick dan Nathan Tjoe-A-On menjadi contoh paling relevan dari pernyataan RD. Keduanya kesulitan menembus starting XI di klub masing-masing, namun terus masuk skuad Timnas dalam laga penting seperti Kualifikasi Piala Dunia.

Situasi serupa bahkan menimpa sejumlah nama lain. Beberapa pemain seperti Thom Haye, Jordi Amat, dan Struick sendiri saat ini sedang berstatus tanpa klub.

Tidak heran jika mulai muncul desakan agar mereka mempertimbangkan berkarier di Liga 1 Indonesia, di mana peluang bermain bisa lebih terjamin. Terlebih, sejumlah klub besar seperti Persib, Persija, hingga Borneo FC disebut siap menyambut pemain Timnas dengan tangan terbuka.

Menit Bermain Menentukan Performa

Menurut RD, seorang atlet tak cukup hanya mengandalkan latihan. Tanpa pertandingan yang kompetitif, performa pemain akan menurun.

“Dia harus ada pertandingan yang dia buat, yang dia berikan kepada timnya. Sehingga dia bisa tampil optimal, enggak cuma latihan aja,” jelas RD.

Pernyataan ini menjadi sinyal kuat bahwa kompetisi reguler tetap lebih penting daripada status klub besar. Liga 1 Indonesia, walau tak semegah liga Eropa, bisa menjadi tempat yang layak bagi pemain Garuda untuk mengasah diri secara konsisten.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup