Frank van Kempen, Arsitek Baru Garuda Muda: Merangkai Asa Menuju Piala Dunia U-20 2027

Pengganti Indra Sjafri, Van Kempen Bawa Filosofi Sepak Bola Modern Belanda
Frank van Kempen bukan nama besar di panggung sepak bola internasional. Tapi, rekam jejaknya yang kaya dalam membina generasi muda membuat PSSI tak ragu menyerahkan tongkat estafet Timnas Indonesia U-20 kepadanya. Di tangan pria Belanda berusia 53 tahun itu, proyek jangka panjang Garuda Muda menuju Piala Dunia U-20 2027 resmi dimulai.
Pengalamannya tak main-main. Ia bukan sekadar pelatih akademi. Van Kempen pernah menjadi bagian dari tim kepelatihan Jong Oranje (Timnas Belanda U-20), tempat lahirnya bakat-bakat elite seperti Kevin Diks dan Thom Haye—dua nama yang kini membela Merah Putih.
“Coach Frank memiliki banyak pengalaman sebagai pelatih, khususnya di level pemain muda,” ujar Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. “Dia juga instruktur UEFA A, B, dan C di KNVB sejak 2014.”
Dari Laag-Keppel ke Jakarta: Perjalanan yang Tak Sederhana
Van Kempen memulai karier kepelatihannya pada 2007. Ia menjelajah tim-tim muda seperti Roda JC U-19, Sparta Rotterdam U-20, hingga NAC Breda U-21. Di level senior, ia banyak jadi tangan kanan pelatih-pelatih Belanda, seperti Jurgen Streppel dan Ton Lokhoff.
Tak hanya itu, Van Kempen pernah menjadi analis video untuk PSV Eindhoven di era Fred Rutten—tugas yang memerlukan kejelian taktis dan pemahaman mendalam terhadap dinamika pertandingan.
Kini, Indonesia menjadi pelabuhan barunya. Setelah menjadi asisten Gerald Vanenburg di Timnas U-23, ia dipercaya PSSI menangani U-20 dengan misi besar: membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia U-20 2027.
Membangun dari Fondasi: 2026 Jadi Tahun Peralihan
Tidak seperti pendahulunya yang hanya memiliki waktu singkat, Van Kempen diberikan ruang dan waktu. Tahun 2026 akan dipakai sebagai masa persiapan, termasuk tampil di Piala AFF U-19 dan Kualifikasi Piala Asia U-20 2027.