Bayern Munich Lumat Auckland City 10-0: Musiala dan Coman Pesta Gol, Müller Beri Salam Perpisahan

Piala Dunia Antarklub 2025 Dibuka dengan Pembantaian Terbesar, Bayern Kirim Sinyal Serius

Skorakhir.com, Amerika Serikat — Piala Dunia Antarklub 2025 tak butuh waktu lama untuk menghadirkan headline besar. Di TQL Stadium, Cincinnati, Bayern Munich membuka kampanyenya dengan kemenangan telak 10-0 atas wakil Oseania, Auckland City. Sebuah pembantaian yang tak hanya memamerkan kekuatan raksasa Jerman, tetapi juga menjadi sejarah baru dalam format turnamen edisi terbaru FIFA.

Dari gol pembuka Kingsley Coman di menit ke-6 hingga hat-trick kilat Jamal Musiala di babak kedua, Bayern benar-benar menunjukkan mengapa mereka masuk ke turnamen ini sebagai favorit utama. Bagi Auckland, ini bukan hanya kekalahan—ini adalah pelajaran mahal tentang level kompetisi global.

Babak Pertama: Bayern Tak Beri Ampun

Sejak peluit awal dibunyikan, aura pertandingan terasa berat sebelah. Bayern langsung mengambil kendali penuh atas jalannya laga. Dan ketika Kingsley Coman mencetak gol pembuka usai menyambut bola liar hasil sundulan Jonathan Tah di menit ke-6, itu menjadi momen pembuka banjir gol yang tak terbendung.

Michael Olise dan Sacha Boey kemudian menambah dua gol dengan cara berbeda namun sama mematikannya—Boey dengan aksi overlap-nya, Olise lewat cut-in khas kaki kirinya. Namun, Coman mencuri perhatian penuh dengan gol keduanya yang menempatkannya di buku sejarah: pencetak gol pertama dalam sejarah Piala Dunia Antarklub 32 tim.

Thomas Müller, sang legenda hidup Bayern, yang disebut-sebut menjalani musim terakhirnya, turut mencetak gol kelima dan menyumbang satu assist. Di ujung babak pertama, Olise menambah pundi golnya—skor 6-0 di jeda seolah menggarisbawahi jurang kualitas antara dua dunia yang berbeda.

Babak Kedua: Musiala Show Time

Jika babak pertama adalah tentang dominasi, babak kedua adalah tentang pertunjukan dari Jamal Musiala. Masuk sebagai pemain pengganti, gelandang muda Jerman ini langsung mencetak tiga gol dalam 21 menit. Gol pertama adalah hasil solo run menawan, gol kedua lewat titik putih, dan gol ketiga—sebuah penyelesaian cerdas dari umpan telan Alphonso Davies.

Wajib Baca  Erick Thohir Jelaskan Mengapa Persija Jakarta Absen di Piala Presiden 2025

Musiala bukan hanya mencetak hat-trick, tapi juga mengirim pesan: era Bayern pasca-Müller berada di tangan yang tepat.

Müller sendiri menutup skor di menit ke-89 dengan gol keduanya malam itu. Dengan berdiri di depan tribun utama yang dipenuhi fans Bayern yang datang dari Eropa dan Amerika Utara, ia mengangkat tangan ke langit—mungkin sebagai salam perpisahan terakhirnya di ajang besar.

Lebih dari Sekadar Skor: Pesan dari Pembantaian

Kemenangan 10-0 ini tak bisa sekadar dibaca sebagai dominasi atas tim semi-profesional dari Selandia Baru. Ini adalah pernyataan. Bayern datang ke turnamen ini bukan untuk berpartisipasi, tapi untuk merebut trofi, mungkin satu-satunya gelar yang belum diraih oleh generasi emas mereka.

Di sisi lain, Auckland City tetap bermain dengan keberanian dan kehormatan. Meski secara teknis kalah jauh, mereka tidak kehilangan semangat. Beberapa pemainnya bahkan meninggalkan pekerjaan harian untuk tampil di panggung ini—dan itulah esensi globalisme sepak bola

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *