Transfer Madrid 2015: Nasib Bintang Benitez (dan Zidane)?

Halo Sobat Bola Mania! Mari kita sejenak putar kembali mesin waktu ke tahun 2015. Saat itu, keriuhan bursa transfer musim panas tengah mencapai puncaknya, dan raksasa Spanyol, Real Madrid, tak mau ketinggalan. Di bawah arahan nakhoda baru, Rafael Benitez, Los Blancos bergerak cepat mendatangkan enam amunisi anyar. Mereka adalah nama-nama yang diharapkan bisa membawa angin segar dan memperkuat skuad untuk mengarungi musim yang penuh tantangan.

Namun, seperti biasa di Real Madrid, dinamika selalu bergerak cepat. Sebelum musim berakhir, Benitez harus rela digantikan oleh legenda klub, Zinedine Zidane. Pergantian pelatih ini ternyata menjadi titik balik. Zidane sukses menyulap skuad menjadi mesin juara, meraih rentetan gelar Liga Champions yang legendaris. Menariknya, beberapa dari enam rekrutan di tahun 2015 itu juga turut menjadi bagian tak terpisahkan dari era keemasan tersebut.

Satu dekade telah berlalu sejak momen itu. Pertanyaan besar yang kini muncul adalah: bagaimana nasib mereka sekarang? Apakah mereka masih bersinar terang di kancah sepak bola Eropa, atau justru meredup dan memilih jalur karier yang berbeda? Sebagai seorang analis sepak bola, saya penasaran untuk menelusuri jejak mereka satu per satu. Mari kita bedah tuntas perjalanan dan kondisi terbaru dari enam pembelian Real Madrid pada Transfer Madrid 2015.

1. Jesus Vallejo: Si Potensi Tak Terealisasi

Real Madrid memboyong Jesus Vallejo sebagai bek muda potensial dari Real Zaragoza. Kala itu, banyak yang memprediksi bahwa ia akan menjadi pilar pertahanan masa depan klub, penerus Sergio Ramos atau Raphael Varane. Sayangnya, takdir berkata lain. Kariernya di Santiago Bernabeu lebih banyak dihabiskan sebagai pemain pinjaman. Ia menjalani lima masa peminjaman ke berbagai klub, mulai dari Eintracht Frankfurt, Wolverhampton Wanderers, hingga kembali ke Granada.

Penampilan resminya bersama tim utama Real Madrid sangat minim, hanya mencatat 22 penampilan di semua kompetisi. Cedera yang silih berganti dan persaingan ketat di lini belakang membuat Vallejo sulit menembus skuad inti. Kontraknya dengan Los Blancos telah berakhir pada musim panas ini, dan kini ia berstatus tanpa klub. Di usia 28 tahun, Vallejo masih memiliki waktu untuk menata ulang kariernya. Namun, label “potensi besar” yang pernah melekat padanya kini terasa berat karena belum sepenuhnya terealisasi di level tertinggi.

2. Marco Asensio: Dari Bintang Muda ke Pencari Peran

Kesepakatan Real Madrid dengan Mallorca untuk memboyong Marco Asensio sebenarnya terjadi sebelum era Benitez, namun ia baru bergabung secara penuh pada 2015 setelah masa peminjaman di Espanyol. Asensio langsung mencuri perhatian dengan gol-gol spektakuler dan kemampuan dribelnya yang memukau. Ia menjadi salah satu bintang muda paling menjanjikan di Madrid, seringkali menjadi pembeda di laga-laga penting, bahkan di final Liga Champions.

Namun, keputusannya untuk meninggalkan Madrid dan bergabung dengan Paris Saint-Germain (PSG) pada musim panas 2023 tampaknya tidak berjalan sesuai rencana. Di klub kaya raya Prancis itu, Asensio lebih sering menjadi penghangat bangku cadangan, kesulitan bersaing dengan deretan bintang seperti Kylian Mbappe dan Ousmane Dembele. Musim lalu, saat dipinjamkan ke Aston Villa, ia menunjukkan sekilas kemampuannya. Asensio kini berada di persimpangan jalan; ia sangat membutuhkan klub yang bisa memberinya kepercayaan penuh, bukan sekadar pelapis, melainkan sosok yang bisa membuat perbedaan di setiap pekan. Bakatnya masih ada, tinggal menemukan wadah yang tepat.

3. Danilo: Konsistensi Sang Bek Sayap

Danilo tiba di Real Madrid dengan ekspektasi tinggi, mengingat harganya yang tidak murah untuk seorang bek sayap. Mungkin ia tidak bertahan lama, hanya dua musim, tetapi performanya selama di sana bisa dibilang cukup solid. Ia memang bukan bek sayap yang terlalu mencolok, namun selalu bisa diandalkan dan memberikan keseimbangan di sisi kanan pertahanan.

Setelah meninggalkan Madrid, kariernya justru semakin cemerlang. Ia mencicipi gelar bersama Manchester City di bawah asuhan Pep Guardiola dan kemudian menjadi kapten serta pemimpin di Juventus, salah satu klub raksasa Italia. Pada tahun 2025 ini, Danilo membuat keputusan emosional untuk “pulang kampung” ke Brasil dan menandatangani kontrak bersama Flamengo. Tak banyak pemain bertahan yang mampu tampil konsisten di tiga liga top Eropa (La Liga, Premier League, Serie A) seperti Danilo. Perekrutan yang dilakukan pada Transfer Madrid 2015 oleh Benitez terhadapnya jelas bukan keputusan sembarangan. Danilo mungkin bukan pemain yang akan selalu menjadi headline, tetapi ia adalah definisi dari profesionalisme dan keandalan.

4. Lucas Vazquez: Sang ‘Swiss Army Knife’ Los Blancos

Jika ada satu pemain dari daftar ini yang paling mencerminkan kesetiaan dan dedikasi kepada Real Madrid, itu adalah Lucas Vazquez. Ia mungkin bukan superstar dengan bayaran selangit, tetapi ia adalah ‘Swiss Army Knife’ bagi Los Blancos. Baik sebagai bek sayap kanan, winger, atau bahkan sesekali gelandang, Vazquez selalu tampil konsisten dan siap memberikan segalanya. Selama sepuluh tahun mengabdi, ia mencatatkan 402 penampilan yang luar biasa.

Lucas Vazquez adalah bagian tak terpisahkan dari era kejayaan Madrid, turut mengangkat banyak trofi, termasuk lima kali Liga Champions. Kontraknya dengan Real Madrid berakhir pada musim panas 2025, dan ia memilih untuk pergi dengan tenang, tanpa banyak gembar-gembor. Hingga kini, belum ada klub yang merekrutnya, membuat banyak penggemar bertanya-tanya: apakah ini akhir dari kisah epik Lucas Vazquez di level tertinggi, atau hanya jeda sejenak sebelum ia menemukan tantangan baru? Apapun itu, namanya akan selalu dikenang sebagai salah satu pelayan terbaik Madrid di era modern.

5. Mateo Kovacic: Permata yang Berkilau di Inggris

Inter Milan mungkin menjadi klub yang paling menyesal pernah melepas Mateo Kovacic ke Real Madrid pada 2015. Kala itu, mereka tertekan aturan Financial Fair Play dan tak bisa menahan gelandang muda berbakat itu pergi. Di Madrid, Kovacic memang tak selalu menjadi starter reguler, namun ia adalah pemain kunci di rotasi lini tengah yang padat bintang. Ia turut merasakan manisnya gelar-gelar Liga Champions bersama Los Blancos.

Namun, setelah hijrah ke Inggris, barulah Kovacic benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai gelandang komplet. Bersama Chelsea, ia menjadi motor lini tengah, dikenal dengan kemampuan dribelnya yang apik, visi umpan yang cerdas, dan etos kerja yang tinggi. Kini, ia menjadi salah satu pilar di lini tengah Manchester City, klub yang dikenal dengan persaingan ketat di setiap posisi. Di usianya yang menginjak 31 tahun, kualitas dan visinya masih layak diperhitungkan di level tertinggi sepak bola Eropa. Kovacic adalah contoh sempurna bagaimana seorang pemain bisa terus berkembang dan menemukan puncak performanya di lingkungan yang tepat.

6. Kiko Casilla: Bayangan Sang Legenda

Begitu Iker Casillas, legenda hidup Real Madrid, pergi pada musim panas 2015, Real Madrid membawa Kiko Casilla sebagai pelapis Keylor Navas. Banyak yang mengira perekrutan ini hanya karena namanya mirip dengan sang legenda. Kiko Casilla sempat tampil 43 kali bersama Los Blancos, namun ia tak pernah benar-benar menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang. Posisinya terus menurun seiring waktu, dan ia lebih dikenal sebagai kiper cadangan yang loyal.

Setelah meninggalkan Madrid, Casilla sempat membela Leeds United, namun kemudian terdepak oleh kiper muda Illan Meslier. Kariernya semakin meredup, puncaknya ketika kontraknya di Getafe habis tanpa sekalipun bermain di laga resmi. Kini, di usia 38 tahun, Kiko Casilla berstatus tanpa klub. Perjalanannya menjadi bukti betapa sulitnya menjadi penjaga gawang di klub sebesar Real Madrid, terutama jika Anda harus berada di bawah bayang-bayang kiper utama yang tampil luar biasa.

Itulah potret dari enam rekrutan Real Madrid di jendela Transfer Madrid 2015. Dari legenda utilitas yang setia hingga potensi yang tak terealisasi, dari bintang yang mencari peran baru hingga para profesional yang menemukan cahaya di klub lain. Kisah mereka mengingatkan kita bahwa bursa transfer adalah arena yang penuh dinamika, di mana nasib seorang pemain bisa berubah drastis dalam satu dekade. Semoga analisis ini memberikan gambaran jelas bagi Sobat Bola Mania tentang jejak karier mereka!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup